Isak tangis pecah di Stadion Olimpico, ribuan suporter yang hadir di stadion tersebut tak kuasa menahan haru saat pemain idola mereka, sang legenda hidup, sang Pangeran AS Roma di laga dinihari tadi, Senin (29/05) memutuskan untuk tidak lagi bermain di musim depan.
Perpisahan Fransesco Totti di laga AS Roma melawan Genoa yang berakhir untuk kemenangan ti tamu memang tak bisa diterima oleh sebagian suporter AS Roma. Mereka seolah tak biasa menerima kenyataan bahwa di musim depan, mereka sudah tak bisa lagi melihat gol-gol indah Totti yang acapkali ia ciptakan lewat proses bola mati misalnya.
Pensiunnya Totti akhir musim ini tidak hanya disesali oleh suporter AS Roma, namun juga jadi pertanda akhir pesepakbola generasi 90-an yang sempat jadi penghibur bagi pencinta sepakbola. Jika menelisik, Totti memanglah pesepakbola akhir 90-an yang masih tetap aktif musim ini.
Sejumlah pesepakbola yang juga jadi rekan Totti sudah terlebih dahulu memutuskan untuk pensiun. Dari tanah Italia, kita sudah cukup lama tak lagi melihat aksi dari Alessandro Del Piero, atau kita lebih sering melihat rekan-rekan Totti dari pinggir lapangan memberi instruksi sebagai pelatih seperti Zinedine Zidane di Real Madrid, Filippo Inzaghi, ataupun Vincenzo Montella yang latih AC Milan.
Masih banyak sebenarnya rekan-rekan satu angkatan Totti yang sudah lama memutuskan untuk pensiun dari sepakbola. Dari Jerman ada sosok Michael Ballack, dari Inggris, ada David Beckham, lalu dari Spanyol ada Raul Gonzalez.
Pensiunnya Totti juga jadi pertanda bahwa era sepakbola kini telah berganti rupa. Sepakbola era 90-an sudah berakhir sesaat setelah pertandingan AS Roma versus Genoa berakhir dengan skor 3-2.
Sedikit bernostalgia, pencinta sepakbola tentu sudah tak lagi melihat ciri khas dari sepakbola era 90-an yakni sepakbola yang mengandalkan teknik dan skill si pesepakbola. Bagi pencinta sepakbola tentu masih ingat dengan gol fenomenal dari seorang Roberto Carlos lewat eksekusi tendangan pisang ke gawang Prancis, hal yang sampai detik ini belum bisa ditiru pesepakbola generasi sekarang.
Dalam urusan taktik saat bermain pun, saat ini kita sudah sangat jarang melihat satu tim sepakbola gunakan formasi taktik 4-4-2 diamond. Era telah berganti juga dalam hal urusan taktik. Bisa dibilang formasi 4-4-2 ini merupakan formasi sepak bola paling dasar dan standar dalam dunia sepak bola, walaupun begitu, pada era 90-an, Milan pernah merajai Italia dan Eropa berkat mengunakan formasi ini.
Kita juga harus sudah bersiap untuk tidak lagi bisa melihat sosok striker fenomenal yang gunakan nomor punggung 9. Dikutip dari fourfourtwo, di era 90-an, banyak sekali striker era 90-an yang begitu fenomenal seperti Gabriel Omar Batistuta, Andy Cole, Alan Shearer, atau Filippo Inzaghi gunakan nomor punggung 9. Saat ini, bisa sebutkan striker fenomenal yang gunakan nomor punggung 9?
Namun yang menarik ialah ada satu fenomena unik di saat sepakbola era 90-an akan berakhir yakni soal bangkitnya kembali Serie A Italia. Tak bisa dipungkiri, bahwa di era 90-an, liga inilah yang paling jadi sorotan dan dibicarakan banyak orang.
Setelah sempat meredup, Serie A Italia saat ini kini justru menjelma jadi kekuataan baru di saat sepakbola era 90-an berakhir. Bukti nyatanya tentu saja melajunya raksasa Seri A, Juventus ke partai puncak Liga Champions menantang jawara La Liga musim ini, Real Madrid.
Selamat jalan Totti, selamat jalan era 90-am, selamat datang era baru sepakbola!
Sumber: c.uctalks.ucweb.com
Baca Juga:
Betapa Mengerikan Kekuatan Real Madrid Jika 4 Pemain Ini Bergabung Musim Depan
Rencana Transfer 'Gila' Barcelona jika Neymar Hengkang
Neymar Hengkang ke Real Madrid, Trio MSN Berevolusi Menjadi Trio MSD yang Lebih Ganas
Totti jadi Generasi Terakhir Era 90-an, Selamat Datang Era Baru Sepakbola
4/
5
Oleh
Inspire